Sindonews.com - Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan
Pembangunan, Firmanzah mengakui, inflasi yang cukup tinggi pada bulan
Juli 2013 yang kemudian diikuti kenaikkan BI rate telah membuat banyak
pihak merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan menurunkan prediksi
mereka.
Selain itu, banyak analis yang memperkirakan kenaikan
BI rate akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh dari posisi 6
persen.
“IMF memprediksi ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh
sebesar 5,25 persen di tahun 2013, Bank Dunia memprediksi di kisaran 5,6
persen, sementara ADB memperkirakan ekonomi Indonesia dapat tumbuh di
level 5,7 persen,” ungkap Firmanzah dikutip dari situs Setkab, Senin
(11/11/2013).
Namun, lanjut Firmanzah, dengan realisasi
pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2013 sebesar 5,62 persen dan 5,82
persen sampai bulan September 2013 sebagaimana disampaikan BPS,
menunjukkan pertumbuhan ekonomi nasional tidak serendah yang
diperkirakan lembaga internasional.
Firmanzah memperkirakan, pada
kuartal IV-2013 potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan jauh lebih
baik dibandingkan kuartal III-2013. Hal ini tampak dari sejumlah
indikator dan parameter, seperti prospek pulih dan membaiknya daya beli
masyarakat mulai terjadi jelang kuartal IV-2013.
Hal ini
tercermin pada trend penurunan dan terkendalinya inflasi telah terjadi
pada Agustus (1,12 persen), September (-0,35 persen) dan Oktober (0,09
persen).
Selain itu juga, nilai tukar rupiah telah menemukan
keseimbangan baru dan konsumen domestik menunjukkan indikasi keinginan
untuk melakukan pembelian. Hal ini tercermin pada membaiknya Indeks
Tendensi Konsumen (ITK) kuartal III-2012 naik dan mencapai 112.02.
“ITK kuartal ini membaik bila dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai posisi 108,02,” paparnya.
Firmanzah
juga menyebutkan, akselerasi belanja pemerintah pada kuartal IV-2013
akan dapat memberikan kontribusi penting pertumbuhan ekonomi jelang
berakhirnya tahun 2013.
Ia juga menunjukkan, pertumbuhan
investasi di sektor riil dan infrastruktur yang terus terjadi sampai
kuartal III-2013, dimana realisasi sampai September 2013 telah mencapai
lebih dari Rp293 triliun atau naik sebesar 27,6 persen, akan dapat
memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Namun
begitu, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu
mengingatkan, di tengah ketidakpastian ekonomi global, mendorong
pertumbuhan ekonomi juga perlu memperhatikan stabilitas fiskal dan
moneter kita. Ia menyebutkan, upaya stabilisasi dan penguatan
fundamental ekonomi juga sangat penting di saat volatilitas dan gejolak
eksternal sewaktu-waktu terjadi.
“Bagi Indonesia, mendorong
pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi juga berbahaya bagi ekonomi
karena defisit fiskal akan meningkat dan membahayakan neraca perdagangan
akibat impor barang modal yang tinggi,” tukas Firmanzah.
Sumber : http://ekbis.sindonews.com/read/2013/11/11/33/804172/pertumbuhan-ekonomi-ri-lebihi-prediksi-bank-dunia-dan-imf
Senin, 11 November 2013 − 10:44 WIB
analisis: ini merupakan kabar baik untuk indonesia yang mengalami pertumbuhan ekonomi hingga 6% yang melebihi prediksi Bank Dunia dan IMF. walaupun banyak masalah di inflasi dan bank rate tetapi indonesia tetep bisa bertahan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar