JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) mencatat sektor jasa merupakan sektor tertinggi penanaman modal
dalam negeri (PMDN) sepanjang Januari-September 2013.
Kepala
BKPM Mahendra Siregar menuturkan, PMDN sektor jasa dalam sembilan bulan
terakhir sebesar 43 persen dari keseluruhan investasi yang masuk Rp 94,1
triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibanding sektor manufaktur
sebesar 40 persen, dan pertambangan sebesar 12 persen.
“PMDN
terbesar ada pada sektor jasa, ini jauh lebih tinggi dibanding 5 tahun
terakhir, dan triwulan III tahun lalu,” ungkap Mahendra dalam
sambutannya di Indonesia Investmen Summit, Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Dalam
kesempatan temu wicara dengan wartawan, Mahendra menjelaskan tren
investasi domestik ke depan masih lebih banyak di sektor jasa. Sementara
itu untuk investasi asing lebih banyak di sektor manufaktur.
Mahendra
juga mengatakan, ke depan, sektor jasa yang banyak berkembang adalah
sektor jasa yang memerlukan kualitas tenaga kerja tinggi, seperti
transportasi udara, kesehatan, listrik, dan air mineral. Oleh karena
itu, lanjut dia, calon investor tak terlalu khawatir dengan kejadian
akhir-akhir ini di mana terjadi chaos ketenagakerjaan.
“Karena mereka melihatnya menggunakan spektrum 20 tahun yang akan datang, bukan saat ini,” lanjut Mahendra.
Di
sisi lain, ia mengatakan penyerapan tenaga kerja tak akan merosot
lantaran trend modal asing yang lebih banyak mengalir ke sektor
manufaktur, sehingga dimungkinkan terjadi mekanisasi, atau penggantian
tenaga manusia dengan mesin.
“Terlalu sederhana kalau kita menggeneralisasi semua begitu. Seperti yang saya sebutkan tadi nilai tambah dari up stream masih butuh tenaga kerja yang besar,” ujar Mahendra.
“Di
lain pihak, kita tetap lihat angka triwulan terakhir 2013, pertumbuhan
sektor yang kuat itu adalah garmen dan tekstil. Berarti tetap ada
(penyerapan), cuma mungkin bukan yang sama diproduksi 5 tahun lalu, tapi
lebih ke fashion,” katanya.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/11/07/1416422/Indonesia.Butuh.Tenaga.Kerja.Lebih.Terampil
Kamis, 7 November 2013 | 14:16 WIB
Analisis:
sangat setuju dengan berita ini, karena di indonesia kurangnya tenaga kerja yang ahli dan terampil di bidangnya. dengan adanya SDM yang memadai bukan tidak mungkin akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar