"Kita akan impor listrik dari Malaysia pada akhir tahun 2014 atau awal tahun 2015 sebesar 50 megawatt (MW) untuk tahun pertama, dan dapat ditingkatkan hingga 200 MW," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDMJarman di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Jarman mengungkapkan, impor listrik dari Malaysia akan memberikan penghematan bagi keuangan negara. "Negara justru hemat, karena kalau produksi listrik sendiri saat ini di Pontianak sebagian besar menggunakan solar, harganya mahal Rp 3.500 per kWh. Sementara kalau impor dari Malaysia yang pembangkitnya dari tenaga air harganya hanya Rp 900 per kWh," ungkapnya.
Dengan begitu, ada penghematan besar bila Indonesia impor listrik dari Malaysia sambil menunggu pembangunan pembangkit listrik batubara di Pontianak yang harganya lebih murah juga.
"Hematnya berapa, kalau sekarang biaya listrik pakai solar Rp 3.500 per kWh, sementara impor hanya Rp 900 per kWh. Artinya ada hemat Rp 2.600 per kWh, kalau impornya 50 MW artinya tinggal kali kan 2.600 per kWh x 50.000 kWh x setahun (365 hari). Kalau impornya 200 MW tinggal kali saja 200.000 kWh (penghematannya hingga Rp 189,8 miliar per tahun)," cetus Jarman.
Selasa, 19/11/2013 18:23 WIB
Analisis: bisa di simpulkan indonesia akan mendapatkan keuntungan dari impor listrik ini akan tetapi hal ini juga menandakan pemerintah kurang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat
Analisis: bisa di simpulkan indonesia akan mendapatkan keuntungan dari impor listrik ini akan tetapi hal ini juga menandakan pemerintah kurang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar