Pendekatan kebutuhan pokok untuk pembangunan
Indonesia, banyak kalangan yang sejak lama bersikap kritis terhadap pola
pembangunan yang berlangsung hingga kini. Pembangunan sekarang terutama
dikritik karena pembagian hasilnya ternyata kurang merata. Artinya, lebih
menguntungkan golongan yang berpendapatan tinggi dan lebih menguntungkan
penduduk kota. Pendekatan kebutuhan pokok disambut baik oleh kalangan luas. Namun
di pihak lain banyak juga kritik dilontarkan terhadap gagasan ini. Salah satu
kritik adalah bahwa pendekatan ini hanya mengutamakan konsumsi dan bukan investasi.
Karena itu menghambat pertumbuhan ekonomi. Dikatakan pula bahwa pendekatan Kebutuhan
Pokok pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan 'negara
kesejahteraan' di negara Indonesia, yang terbatas kemampuan dan persediaan sumber
dayanya.
Strategi ini memang sangat menekankan pemenuhan
kebutuhan pokok seluruh penduduk dalam kurun waktu yang relatif singkat. pendapat
bahwa pendekatan kebutuhan pokok tidak mementingkan pertumbuhan ekonomi kadang
juga timbul karena ucapan beberapa penganutnya, seolah-olah pemenuhan kebutuhan
pokok dapat tercapai melalui redistribusi pendapatan dan kekayaan yang ada.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat justru sangat diperlukan untuk peningkatan
produksi barang dan jasa kebutuhan pokok. Diharapkan, bahwa dengan produksi barang
dan jasa kebutuhan pokok yang terus-menerus meningkat, kemiskinan absolut dapat
dihapuskan. Di samping itu juga akan terhapus kemiskinan relatif, yaitu
ketimpangan dalam pembagian kekayaan dan pendapatan antar golongan. Dengan
demikian maka pelaksanaan strategi kebutuhan pokok bukan berarti mengabaikan
pertumbuhan ekonomi dan mengutamakan redistribusi kekayaan dan pendapatan,
tetapi reorientasi arah dan pola pertumbuhan ekonomi ke peningkatan produksi
dan distribusi barang dan jasa kebutuhan pokok. Alokasi lebih diarahkan ke
sektor penghasil barang dan jasa kebutuhan pokok yang lebih padat karya dan
lebih menghemat dalam pemakaian modal
Di suatu negara berkembang mungkin ada kondisi,
yang menyebabkan penggunaan beberapa teknologi padat modal bagaimanapun juga
lebih efisien daripada teknologi padat karya. Dengan demikian yang diarah ialah
kombinasi optimum dari teknologi padat modal dan padat karya. Ini akan
ditentukan pula oleh pertimbangan efisiensi dan keuntungannya bagi masyarakat
--syarat yang sudah semestinya digunakan sebagai ukuran dalam penentuan
investasi. Dengan pendekatan yang selektif ini maka teknologi padat-karya
diutamakan di setiap bidang, dalam hal penggunaannya efisien dan menguntungkan
masyarakat.
Strategi ini
menanggulangi kemiskinan secara masal, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok
manusia tidak mungkin dapat dipenuhi, jika pendapatan masih rendah akibatnya
banyaknya penganguran, dan akan menimbulkan dampak
1. Dampak terburuk pada kaum
muda
Hampir tiga dari sepuluh
orang yang berusia 15-24 tahun, sedang berusaha mencari pekerjaan, sementara
saat ini dua pertiga dari orang yang menganggur adalah usia muda.
2. Penurunan Pekerja Sektor
Formal
Jumlah orang yang bekerja di
sektor formal terus mengalami penurunan hingga lebih dari 1 juta lapangan kerja
yang hilang. Kondisi ini terutama terlihat sekali pada kelompok pekerja kasar.
Di lain pihak, pekerja di sektor informal menunjukkan gejala yang terus
meningkat. Kecenderungan ini merupakangambaran bahwa pekerjaan yang lebih
produktif, dengan sistem jaminan sosial
oleh karena itu negara harus
menanggulanginya dengan cara :
1. membuka lapangan kerja,
Dengan lapangan kerja sekarang di Indonesia yang tidak
seimbang dengan jumlah penduduk berakibat pada daya saing untuk mendapatkan
kerja sulit. Hal ini dapat berakibat banyaknya pengangguran
2. peningkatan pemenuhan
kebutuhan pokok
Memberikan
kesejahtraan kepada petani, sehingga memakai produk dalam negeri dan membatasi
impor karena dapat membantu Negara ini sendiri agar semakin berkembang
3. Tingkatkan mutu barang,
meningkatkan mutu atau kualitas dari suatu barang itu
sangat penting, karena kualitas menentukan kepercayaan konsumen terhadap suatu
barang.
4. Maksimalkan
pendidikan dan keterampilan,
meningkatkan dan memaksimalkan pendidikan bagi
masyarakat, serta mengajarkan keterampilan bagi masyarakat luas dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang unggul sehingga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar