Jumat, 23 Desember 2011

Menumbuhkan Semangat Belajar


Menumbuhkan Semangat Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh manusia secara berkesinambungan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Akan tetapi, suatu proses belajar yang tidak benar justru akan membuat kita merasa malas dan jenuh. Terlebih lagi pembelajaran terhadap anak, diperlukan metode atau cara belajar yang merangsang anak untuk termotivasi belajar lebih giat.

Melatih kebiasaan belajar membutuhkan suasana yang menyenangkan. Dalam pengertian yang paling sederhana, kita akan melihat bahwa anak-anak tidak akan senang diperintah, dipaksa, dibentak, apalagi diancam dengan hukuman supaya mau belajar. Semakin keras ia dipaksa belajar, semakin buruk hasilnya. Apabila sudah sampai pada taraf ini maka belajar, waktu belajar dan waktu untuk mengerjakan pekerjaan atau tugas sekolah akan menjadi saat-saat yang menyebalkan bagi anak.


Sikap positif orang tua berpengaruh besar bagi kelancaran belajar anak. Namun kelancaran belajar itu pasti tidak akan tercapai kalau suasana belajar tidak mendukung. Karena itu orang tua sebaiknya menyediakan tempat khusus untuk anak belajar. Tempat itu harus memungkinkan ia untuk dapat belajar dan mengerjakan PR tanpa ada gangguan. Bila mungkin, idealnya tempat itu bisa berupa sebuah kamar khusus. Kalau tidak, di rumah yang relatif kecil pun perlu diusahakan adanya tempat belajar tertentu. Misalnya, di ruang tidur anak. Ingatlah, bahwa lingkungan mempengaruhi sikap belajar anak!


Selain memberikan ruang khusus untuk privasi belajar anak, orangtua haruslah memonitor belajar anak dengan turut mendampingi anak belajar. Dalam hal ini, selalu mengikuti pelajaran apa saja yang didapatkan anak di sekolah. Bukan hanya sekedar mengikutkan anak untuk kursus.


Sebagai kesimpulan, peran orangtua terhadap proses perkembangan belajar anak sangatlah penting. Karena itu para orangtua berperan sertalah dalam setiap proses belajar anak!
1.Pelajari tahap-tahap perkembangan anak
Usia 0-2 tahun adalah tahap sensorimotor (merasakan dunia melalui gerak dan indera, dan mempelajari keberadaan objek). Usia 2-7 tahun adalah tahap pra-operasional(mulai memiliki kecepatan motorik).Usia 7-11 tahun adalah tahap operasional konkret (mulai berpikir logis tentang kejadian-kejadian nyata).Di atas 11 tahun adalah tahap operasional formal (mulai mengembangkan penalaran abstrak). Denganmempelajari tahap perkembangan anak orang tua bisa mengetahui stimulasi yang di butuhkan anak.
2. Stimulasi anak sesuai kebutuhan
Anak usia prsekolah sampai usia SD awal mulai memiliki kecakapan motorik. Maka senang dengan melibatkan motorik kasar dan motorik halus. Anak usia 7-11 tahun mulai berpikir logis. mereka senang dengan belajar:mengamati alam sekitar,membuat percobaan untuk melihat sebab akibat dll. Anak usia 11 tahun ke atas mulai berpikir abstrak dan senang belajar dengan diskusi.
3. Respon setiap pertanyaan anak
Jangan matikan rasa ingin tahu anak dengan mengabaikan pertanyaan mereka. Pertanyaan adalah salah satu tanda adanya rasa ingin tahu.
4. Apresiasi proses belajar anak
Apapun yang dilakukan anak terutama anak prasekolah yang masih dalam proses belajar berikanlah penilaian positif.
5. Jadilah teman diskusi yang baik
Semakin besar usia anak berusahalah menjadi teman diskusi yang baik.
6. Biasakanlah anak belajar di rumah secara teratur.
yaitu belajar pada jam yang tepat setiap hari. Saat belajar, minimal anak mengulang pelajaran di sekolah dan melihat jadwal pelajaran besok. Pembiasaan belajar hendaknya tidak dilakukan secara drastis dan mendadak jika anak belum punya kebiasaan belajar.
7. Samakan kecenderungan metode belajar di rumah dan di sekolah
Orang tua perlu menjamin kekompakan dalam pola asuh. Ini memudahkan untuk menetapkan metode belajar tertentu untuk anak (sesuai kecenderungan anak).

Sarjana yang berguna bagi masyarakat (membumi)


Sarjana yang berguna bagi masyarakat (membumi)

Banyak sekali perguruan yang ada di Indonesia, terutama Jakarta. Mereka semua menjanjikan lulusan yang terbaik dari universitasnya, tetapi kualitas terbaik yang di hasilkan oleh universitas di ciptakan dari diri mahasiswanya sendiri, bersungguh sungguh atau tidak dalam menuntut ilmu bertanggung jawab atas hasil jerih payah orang tua mereka.

Sarjana membumi itu adalah sarjana yang terbaik yang dihasilkan universitas dan mampu mengamalkan ilmu yang di dapat untuk melakukan hal baik bagi masyarakat, karena mahasiswa itu memiliki komitmen dan tujuan yang baik bagi orang orang di sekitarnya.

Sarjana membumi mempunyai kepercayaan atas kemampuannya dalam membangun negeri ini, sarjana membumi juga mampu menyebarkan energy positif bagi orang di sekitarnya hingga takkan ada kata putus asa dalam dirinya. sehingga dapat menjadikan mahasiswa yang berguna bagi masyarakat

Peran Mahasiswa Terhadap Kemajuan Bangsa Kondisi Saat ini


Peran Mahasiswa Terhadap Kemajuan Bangsa Kondisi Saat ini


Mahasiswa adalah kata kata yang tidak asing terdengar di telinga kita. Mahasiswa adalah orang yang melanjutkan pendidikan ke suatu perguruan tinggi. Mahasisawa selalu memiliki suatu hal lebih di mata masyarakat. Mahasiswa adalah sosok muda yang tidak dapat dianggap sebelah mata di lingkungan masyarakat. Tapi apa yang terjadi dengan mahasiswa di zaman ini? Apakah ini yang disebut mahasiswa? Hanya mementingkan kesuksesan dirinya sendiri tanpa mau memperhatikan keadaan di sekitarnya, cuek dengan saudara-saudaranya yang sedang membutuhkan pertolongan, meraka seperti pura-pura tidak mengetahuinya dan acuh begitu saja. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah belajar, cepat lulus, dan mendapatkan kesusksesan hanya untuk dirinya sendiri tanpa memperdulikan lingkunagan sekitarnya.

Tetapi “mahasiswa” tidak hanya sebatas itu, jika kita hanya berfikir mahasiswa hanya sebagai subyek study, sungguh sangatlah sempit. Sesungguhnya mahasiswa dituntut bukan hanya belajar dan mendengarkan ceramah dosen saja tetapi mahasiswa dituntut untuk menjadi seorang ikon-ikon pembaharu dan pelopor-pelopor perjuangan yang respect dan tanggap terhadap isu-isu sosial serta permasalahan bangsa. Mengemban tugas memperjuangkan kepentingan rakyat dan sebagai pelopor perubahan kearah perbaikan suatu bangsa.

Oleh karena itulah mahasiswa semestinya menyadari sebagai pemuda penerus bangsa mampu bertanggung jawab dan memegang teguh amanah yang memang seharusnya mereka jalankan sebagai pembela kepentingan rakyat, harapan bangsa, dan sadar akan eksistensi kemahasiswaannya itu. Belajar tidak hanya sebatas mengejar gelar akademis, mempunyai indeks prestasi tinggi, dan lulus dengan cumlaud. Lebih dari itu mahasiswa harus bergerak bersama masyarakat dan pemerintah untuk meciptakan dan membangun bangsa ini menjadi bangsa yang beradab, sejahtera, adil dan makmur, serta mampu menjaga harga diri bangsa di mata internasionalBegitu banyak komponen bangsa saling hujat. Pemerintah satu menghujat pemerintah yang lain. Masyarakat pun turut andil menghujat pemerintah, dengan dalih etos kerja pemerintah makin buruk dan tidak becus mengemban amanat pemerintahan

Kekuasaan negara memang selalu mempunyai dua kemungkinan raut wajah berbeda, memesona dan atau menakutkan. Memesona karena kekuasaan negara dipandang dan sekaligus disepakati memegang wewenang sebagai institusi yang menjaga dan mendistribusikan secara adil kebutuhan dan kepentingan setiap individu di masyarakat. Menakutkan karena sering mudah jatuh dalam praktik pelampiasan dengan segala cara demi kepentingan segelintir elite.


Ironis, Indonesia yang terdiri atas beragam etnik, linguistik, dan agama seakan-akan begitu sulit mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia secara utuh. Terperangkap dalam labirin yang mengkristal dalam situasi hyperreality of politics. Itulah ruang yang sarat kebohongan terencana, kepalsuan citra, pemutarbalikan fakta dan disinformasi. Tak ayal, bangsa ini hanya jadi santapan empuk  bagi negara adidaya.

Upaya bangkit dari krisis peradaban dan keterpurukan menjadi cita-cita bersama yang begitu diidam-idamkan. Tentu itu tidak hanya menjadi tugas pemerintah. Semua lapisan masyarakat sepatutnya ikut andil dalam penyegaran dan pembaruan kondisi saat ini, khususnya peran aktif mahasiswa yang menjadi tonggak kemajuan bangsa.

Mahasiswa sebagai pemegang predikat tertinggi bagi orang yang masih mengais pengetahuan mempunyai peran signifikan bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Hingga detik ini, gerakan mahasiswa masih menjadi garda terdepan untuk mencapai perubahan, baik dalam masalah ekonomi, sosial, politik pemerintahan, maupun pendidikan.


Dalam sejarah, pergerakan mahasiswa telah melakukan banyak perubahan penting di berbagai sektor kehidupan. Yang masih lekat dalam ingatan adalah tumbangnya rezim Orde Baru. Saat itu, gerakan mahasiswa menjadi ikon penting yang menggawangi proses perubahan.


Ya, sepak terjang mahasiswa dalam menanggapi pelbagai problem di negeri ini begitu dibutuhkan. Mahasiswa dituntut sadar akan tujuan awal pendidikan yang digeluti, yang tak lain untuk mengembangkan peradaban. Mereka dituntut peka terhadap pelbagai permasalahan dan mampu memecahkan permasalahan.


Di pundak mahasiswalah nasib rakyat dan bangsa ini dipertaruhkan. Kedudukan mahasiswa di tengah kecamuk zaman kembali diuji; seberapa tegar mereka menghadapi keadaan? Kini, saatnya mahasiswa membantu pemerintah dan masyarakat mengatasi problem yang mengakar demi menciptakan perubahan lebih baik pada masa depan. Pada konteks inilah, kedudukan mahasiswa akan terlihat je-las: layak atau tidak mendapat predikat sebagai agen perubahan sosial.